2015/04/12

Tentang Program Kenshusei

Kali ini saya akan memamerkan menjelaskan sedikit tentang program kenshuu (pelatihan) yang saya laksanakan ketika di Jepang tahun lalu. Mohon maaf dan mohon koreksinya bila ada kesalahan nama, tempat, dan lainnya.

Secara resmi, nama program kenshuu saya adalah “Japanese-Language Education Capacity Building Southeast Asian Teachers’ Training College Course in Japan (Indonesia)” atau dalam bahasa Jepangnya adalah 「日本語教育キャパシティビルディング東南アジア日本語教員養成大学移動講座」Nihongo Kyouiku Capacity Building Tounan Ajia Nihongo Kyouin Yousei Daigaku Idou Kouza. Wah, membacanya saja sudah memerlukan konsentrasi. Saya pun tiap kali ditanya pasti melihat teks. Haha

Diselenggarakan oleh pihak The Japan Foundation, merupakan program perdana yang dimulai pada akhir Tahun 2014. Indonesia menjadi negara pertama yang mendapat kesempatan ini. Secara singkatnya, program ini diperuntukan bagi dosen dan mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman bahasa dan budaya Jepang, serta menambah pengetahuan tentang pengajaran bahasa Jepang.

Program ini berlangsung selama 45 hari, dimulai pada tanggal 28 Oktober sampai dengan 11 Desember 2014. Berlangsung ketika musim gugur di Jepang, merupakan salah satu musim yang indah dengan perubahan warna warni dedaunan menjadi kemerahan. Musim ini juga musim yang bersahabat karena tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas bagi warga asing yang terbiasa dengan iklim tropis.

Kastil Osaka saat musim gugur

Jumlah peserta yang ikut dalam program ini total berjumlah 32 orang, dengan jumlah dosen 11 orang dan mahasiswa 21 orang. Para dosen dan mahasiswa ini merupakan wakil dari universitas unggulan seluruh Indonesia yang memiliki program bahasa Jepang dan telah ditunjuk oleh pihak The Japan Foundation.

Hampir keseluruhan program dilaksanakan di The Japanese-Language Institute Kansai, Osaka. Berada di pinggiran kota Osaka, dan berhadapan dengan pantai buatan di daerah Rinku Town, menjadikan suasana belajar yang kondusif dan nyaman.
 
Japan Foundation Kansai, Osaka

Fasilitas yang didapat dari program ini adalah tiket pesawat pulang-pergi ekonomi Indonesia-Jepang, visa, tempat tinggal (di dalam asrama The Japan Foundation Kansai), biaya makan tiap harinya, asuransi, dan biaya lainnya.

Keseluruhan isi dari program ini mencakup (untuk mahasiswa):

1. Nihongo Jugyou (pelajaran bahasa Jepang)
Merupakan kelas yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri dalam berbahasa Jepang melalui discussion Class dan Speech Class. Pada Discussion Class mahasiswa diberikan beberapa pokok permasalahan yang akan didiskusikan dan hasilnya diumumkan di dalam kelas. Sedangkan pada Speech Class mahasiswa bebas memilih 2 tema dan membuat naskah pidato dan mempresentasikannya di depan kelas. Masing-masing Class 3 jam, diampu oleh tenaga pengajar Jepang yang profesional menggunakan bahasa Jepang.

Suasana saat menunggu dosen, spik pura-pura belajar sambil galau,

2. Kouryuu Program (program pertukaran)
Pada subprogram ini peserta diberi kesempatan untuk mengasah kemampuan berbahasa Jepang dengan penduduk sekitar Japan Foundation Kansai. Selain itu rombongan peserta melakukan kunjungan ke universitas-universitas ternama di daerah Kansai untuk saling bertukar pikiran, pendapat, membandingkan dan memperkenalkan budaya Indonesia.

Kunjungan ke Universitas Kwansei Gakuin, Nishinomiya, Hyogo.

3. Gakkou Houmon (kunjungan sekolah)
Rombongan peserta melakukan kunjungan ke beberapa sekolah favorit di Osaka. Peserta dapat melihat langsung proses belajar-mengajar, fasilitas, kebiasaan, sistem pendidikan, dan gaya hidup anak sekolah di Jepang. Selain itu peserta diberi kesempatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada pelajar Jepang di depan kelas.

Saya gugup sekali saat berada di depan kelas

3. Shakai Taiken (pengalaman di masyarakat)
Rombongan peserta pergi ke tempat dan objek wisata terkenal di Osaka, Kyoto, dan sekitarnya. Peserta juga dapat belajar membuat kue tradisional Jepang (wagashi-dzukuri), menonton pertunjukan Noh dan Kyogen, dan lain-lain. Selain itu peserta diwajibkan untuk melakukan kunjungan ke rumah keluarga orang Jepang (home visit).

Jalan-jalan ke Kuil Fushimi-Inari, Kyoto

4. Bunka Taiken (pengalaman budaya)
Peserta bebas memilih pilihan kelas pelajaran budaya Jepang yang disediakan  seperti shodou(kaligrafi), aikido(seni bela diri), wadaiko(bedug Jepang), dan lain-lain.

Pelajaran Shodou

5. Happyoukai (presentasi)
Merupakan inti dari program ini. Sebelumnya para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3-4 mahasiswa. Tiap kelompok bebas untuk memilih sebuah tema yang yang akan dipresentasikan. Kelompok juga diberi kesempatan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya dari wawancara kepada beberapa orang Jepang, melalui fasilitas perpustakaan di Japan Foundation Kansai, dan media lainnya. Pada hari Presentasi, akan disaksikan oleh puluhan orang Jepang. Hadirin dapat bebas bertanya pada masing-masing kelompok dan dapat bertukar saran pendapat dengan hadirin.

Yang Menarik
Karena program ini merupakan program perdana dan beruntungnya Indonesia menjadi Negara pertama yang ditunjuk untuk mengikuti program ini. Menjadikan saya sebagai orang Indonesia sangat bangga karena tingkat dan kualitas pembelajar dan pengajar bahasa Jepang yang sudah diakui oleh Jepang.

Ada banyak kesempatan bagi kami sebagai orang Indonesia untuk memperkenalkan budaya dan bahasa Indonesia kepada orang Jepang bahkan orang dari Negara lain. Salah satunya adalah festival yang diselenggarakan oleh Japan Foundation Kansai yaitu Fureai Kouryuu Matsuri (festival pertukaran untuk saling mengenal).


Dalam festival ini setiap peserta dari tiap Negara yang ada di Japan Foundation Kansai bebas untuk memperkenalkan budaya dari negaranya masing-masing. Perlu saya tambahkan bahwa tidak hanya orang Indonesia saja yang ada di Japan Foundation Kansai, tetapi dari Negara-Negara lain seperti Afrika, India, Timur Tengah, dan Amerika dan Uni Eropa, dan lain-lain. Masing-masing kelompok negara diberi stand yang bisa diisi dengan pernak-pernik ciri khas Negaranya.

Suasana saat Fashion Show

Dalam festival ini juga diselenggarakan semacam fashion show yang diikuti oleh beberapa perwakilan masing-masing negara dengan menampilkan baju tradisional Negaranya. Saat itu kami merasa senang sekaligus bangga menunjukkan sisi Indonesia kami. Terutama karena stand kami, stand Indonesia adalah stand yang paling disinggahi oleh pengunjung yang datang di acara festival ini, baik orang Jepang maupun turis asing.

Pasukan Indonesia! siap tempur!

Hal menariknya dari program ini, seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa tidak hanya orang Indonesia saja, melainkan dari Luar Negeri menjadikan kehidupan di asrama Japan Foundation Kansai diwarnai dengan warna kulit, bahasa, asal usul, kebudayaan dan kebiasaan yang beraneka ragam. Namun semua itu seolah disatukan oleh bahasa Jepang yang kami semua sedang pelajari. Bhineka Tunggal Ika versi global.

Harapan Kedepannya
Sejauh yang saya rasakan, tidak ada masalah  yang berarti. Masalah untuk tempat ibadah bagi yang beragama Islam, telah disediakan tempat Shalat khusus, di kantin pun telah dipisahkan menu halal maupun non halal, uang transport juga dirasa lebih dari cukup.

Karena program ini merupakan program perdana, saya harap pihak The Japan Foundation akan tetap meneruskan program ini untuk tahun-tahun kedepannya. Terutama untuk Indonesia saya harap pada tahun 2015 ini akan diadakan program yang sama, dan bagi jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Brawijaya Malang semoga ditunjuk kembali untuk mengirimkan perwakilannya. Amiin.


1 komentar:

  1. Agen Bola Tangkas Terpercaya - Terbaik - Terbesar bolavita 2019
    WA : +62812-2222-995

    BalasHapus