Kali ini saya akan memamerkan menjelaskan
sedikit tentang program kenshuu
(pelatihan) yang saya laksanakan
ketika di Jepang tahun lalu. Mohon maaf dan mohon koreksinya bila ada kesalahan
nama, tempat, dan lainnya.
Secara resmi, nama program kenshuu saya adalah “Japanese-Language Education Capacity Building
Southeast Asian Teachers’ Training College Course in Japan (Indonesia)” atau
dalam bahasa Jepangnya adalah 「日本語教育キャパシティビルディング東南アジア日本語教員養成大学移動講座」Nihongo Kyouiku
Capacity Building Tounan Ajia Nihongo Kyouin Yousei Daigaku Idou Kouza. Wah, membacanya saja sudah memerlukan konsentrasi.
Saya pun tiap kali ditanya pasti melihat teks. Haha
Diselenggarakan oleh pihak The Japan Foundation,
merupakan program perdana yang dimulai pada akhir Tahun 2014. Indonesia menjadi
negara pertama yang mendapat kesempatan ini. Secara singkatnya, program ini diperuntukan bagi
dosen dan mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang yang bertujuan untuk memperdalam
pemahaman bahasa dan budaya Jepang, serta menambah pengetahuan tentang
pengajaran bahasa Jepang.
Program ini berlangsung selama 45 hari, dimulai pada
tanggal 28 Oktober sampai dengan 11 Desember 2014. Berlangsung ketika musim
gugur di Jepang, merupakan salah satu musim yang indah dengan perubahan warna
warni dedaunan menjadi kemerahan. Musim ini juga musim yang bersahabat karena
tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas bagi warga asing yang terbiasa
dengan iklim tropis.
Kastil Osaka saat musim gugur
Jumlah peserta yang ikut dalam program ini total
berjumlah 32 orang, dengan jumlah dosen 11 orang dan mahasiswa 21 orang. Para
dosen dan mahasiswa ini merupakan wakil dari universitas unggulan seluruh
Indonesia yang memiliki program bahasa Jepang dan telah ditunjuk oleh pihak The
Japan Foundation.
Hampir keseluruhan program dilaksanakan di The
Japanese-Language Institute Kansai, Osaka. Berada di pinggiran kota Osaka, dan
berhadapan dengan pantai buatan di daerah Rinku Town, menjadikan suasana
belajar yang kondusif dan nyaman.
Japan Foundation Kansai, Osaka
Fasilitas
yang didapat dari program ini adalah tiket pesawat pulang-pergi ekonomi
Indonesia-Jepang, visa, tempat tinggal (di dalam asrama The Japan Foundation
Kansai), biaya makan tiap harinya, asuransi, dan biaya lainnya.
Keseluruhan isi dari program ini mencakup (untuk
mahasiswa):
1. Nihongo Jugyou (pelajaran bahasa Jepang)
Merupakan kelas yang bertujuan meningkatkan
kemampuan dan kepercayaan diri dalam berbahasa Jepang melalui discussion Class dan Speech Class. Pada Discussion Class mahasiswa diberikan beberapa pokok permasalahan
yang akan didiskusikan dan hasilnya diumumkan di dalam kelas. Sedangkan pada Speech Class mahasiswa bebas memilih 2
tema dan membuat naskah pidato dan mempresentasikannya di depan kelas.
Masing-masing Class 3 jam, diampu
oleh tenaga pengajar Jepang yang profesional menggunakan bahasa Jepang.
Suasana saat menunggu dosen, spik pura-pura belajar sambil galau,
2. Kouryuu
Program (program pertukaran)
Pada subprogram ini peserta diberi kesempatan untuk
mengasah kemampuan berbahasa Jepang dengan penduduk sekitar Japan Foundation
Kansai. Selain itu rombongan peserta melakukan kunjungan ke
universitas-universitas ternama di daerah Kansai untuk saling bertukar pikiran,
pendapat, membandingkan dan memperkenalkan budaya Indonesia.
Kunjungan ke Universitas Kwansei Gakuin, Nishinomiya, Hyogo.
3. Gakkou
Houmon (kunjungan sekolah)
Rombongan peserta melakukan kunjungan ke beberapa sekolah
favorit di Osaka. Peserta dapat melihat langsung proses belajar-mengajar,
fasilitas, kebiasaan, sistem pendidikan, dan gaya hidup anak sekolah di Jepang.
Selain itu peserta diberi kesempatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia
kepada pelajar Jepang di depan kelas.
Saya gugup sekali saat berada di depan kelas
3. Shakai
Taiken (pengalaman di
masyarakat)
Rombongan peserta pergi
ke tempat dan objek wisata terkenal di Osaka, Kyoto, dan sekitarnya. Peserta
juga dapat belajar membuat kue tradisional Jepang (wagashi-dzukuri), menonton pertunjukan Noh dan Kyogen, dan lain-lain. Selain itu peserta diwajibkan untuk
melakukan kunjungan ke rumah keluarga orang Jepang (home visit).
Jalan-jalan ke Kuil Fushimi-Inari, Kyoto
4. Bunka
Taiken (pengalaman budaya)
Peserta bebas memilih
pilihan kelas pelajaran budaya Jepang yang disediakan seperti shodou(kaligrafi),
aikido(seni bela diri), wadaiko(bedug Jepang), dan lain-lain.
Pelajaran Shodou
5. Happyoukai (presentasi)
Merupakan inti dari
program ini. Sebelumnya para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 3-4 mahasiswa. Tiap kelompok bebas untuk memilih sebuah tema yang
yang akan dipresentasikan. Kelompok juga diberi kesempatan untuk mencari
informasi sebanyak-banyaknya dari wawancara kepada beberapa orang Jepang,
melalui fasilitas perpustakaan di Japan Foundation Kansai, dan media lainnya. Pada hari Presentasi,
akan disaksikan oleh puluhan orang Jepang. Hadirin dapat bebas bertanya pada
masing-masing kelompok dan dapat bertukar saran pendapat dengan hadirin.
Yang Menarik
Karena
program ini merupakan program perdana dan beruntungnya Indonesia menjadi Negara
pertama yang ditunjuk untuk mengikuti program ini. Menjadikan saya sebagai
orang Indonesia sangat bangga karena tingkat dan kualitas pembelajar dan
pengajar bahasa Jepang yang sudah diakui oleh Jepang.
Ada
banyak kesempatan bagi kami sebagai orang Indonesia untuk memperkenalkan budaya
dan bahasa Indonesia kepada orang Jepang bahkan orang dari Negara lain. Salah
satunya adalah festival yang diselenggarakan oleh Japan Foundation Kansai yaitu
Fureai Kouryuu Matsuri (festival
pertukaran untuk saling mengenal).
Dalam
festival ini setiap peserta dari tiap Negara yang ada di Japan Foundation
Kansai bebas untuk memperkenalkan budaya dari negaranya masing-masing. Perlu
saya tambahkan bahwa tidak hanya orang Indonesia saja yang ada di Japan
Foundation Kansai, tetapi dari Negara-Negara lain seperti Afrika, India, Timur
Tengah, dan Amerika dan Uni Eropa, dan lain-lain. Masing-masing kelompok negara
diberi stand yang bisa diisi dengan
pernak-pernik ciri khas Negaranya.
Suasana saat Fashion Show
Dalam
festival ini juga diselenggarakan semacam fashion
show yang diikuti oleh beberapa perwakilan masing-masing negara dengan
menampilkan baju tradisional Negaranya. Saat itu kami merasa senang sekaligus
bangga menunjukkan sisi Indonesia kami. Terutama karena stand kami, stand Indonesia
adalah stand yang paling disinggahi oleh pengunjung yang datang di acara
festival ini, baik orang Jepang maupun turis asing.
Pasukan Indonesia! siap tempur!
Hal
menariknya dari program ini, seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa tidak
hanya orang Indonesia saja, melainkan dari Luar Negeri menjadikan kehidupan di
asrama Japan Foundation Kansai diwarnai dengan warna kulit, bahasa, asal usul,
kebudayaan dan kebiasaan yang beraneka ragam. Namun semua itu seolah disatukan
oleh bahasa Jepang yang kami semua sedang pelajari. Bhineka Tunggal Ika versi
global.
Harapan Kedepannya
Sejauh
yang saya rasakan, tidak ada masalah
yang berarti. Masalah untuk tempat ibadah bagi yang beragama Islam,
telah disediakan tempat Shalat khusus, di kantin pun telah dipisahkan menu
halal maupun non halal, uang transport juga dirasa lebih dari cukup.
Karena
program ini merupakan program perdana, saya harap pihak The Japan Foundation
akan tetap meneruskan program ini untuk tahun-tahun kedepannya. Terutama untuk
Indonesia saya harap pada tahun 2015 ini akan diadakan program yang sama, dan
bagi jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Brawijaya Malang semoga
ditunjuk kembali untuk mengirimkan perwakilannya. Amiin.
Agen Bola Tangkas Terpercaya - Terbaik - Terbesar bolavita 2019
BalasHapusWA : +62812-2222-995