Jumat, 14
Nopember 2014
Hari ini kami akan melakukan Studi Observasi(見学ken’gaku) yang ke-2, setelah sebelumnya yang pertama di
Studi Observasi 1 (SD Chonan). Kali ini bertempat di Universitas Kwansei
Gakuin(baca: kansei). Dan akan diteruskan dengan mengunjungi Abeno Bosai
Center, Osaka. Langsung menuju TKP
Universitas Kwansei Gakuin
Seperti biasanya kami rombongan kenshuusei berangkat dari Kansai Center pukul 9 pagi dengan bus
kami tercinta(halah) menuju kota Nishinomiya, prefektur Hyogo. Kali ini kami
akan mengunjungi salah satu universitas swasta terkenal di Jepang, yaitu Universitas
Kwansei Gakuin(関西学院大学Kansei Gakuin Daigaku). Universitas ini telah berdiri sejak 120 tahun
yang lalu dengan kampus pusat di Nishinomiya, dan kampus lainnya tersebar di
Kobe, Osaka, dan Tokyo.
Universitas ini terkenal dengan jurusan Teologinya,
dan menjadikan universitas ini kental dengan nuansa Kristiani. Bangunan
kampusnya juga memiliki ciri khas eropa, ada juga gereja di dalam lingkungan kampus
ini. Dan jurusan yang lainnya seperti jurusan pendidikan, hukum, sosial,
ekonomi, sains, bahasa, dan lainnya.
foto bersama di lingkungan kampus
Kami mendapat kesempatan mewawancarai mahasiswa
Jepang di sana yang sebenarnya adalah salah satu tugas kami. Sebelumnya kami
dibagi menjadi kelompok 3-4 orang yang dibebaskan untuk menentukan tema
penelitian/pembahasan masing-masing kelompok. Pada akhir dari program kenshuu ini tiap kelompok akan mempresentasikan penelitiannya, untuk itu
tiap kelompok harus mencari bahan dan data sebanyak-banyaknya. Salah satunya
adalah dengan kegiatan wawancara ini.
Kami sampai di lokasi sekitar pukul 11 siang,
langsung disambut dengan para mahasiswa yang akan menjadi pemandu kami sekaligus
rekan wawancara kami. Tetapi sebelum itu, kami makan siang bersama di kantin
kampus “Big Papa”. Kantin ini sangat terkenal di kalangan mahasiswa selain
karena harganya yang pas dikantong mahasiswa, juga pilihan menunya yang
beragam.
contoh display makanan
mas-mas, antri mas...
itadakimasu! janee yo!
Setelah makan siang kami berkeliling kampus dan
tujuan akhir kami adalah fakulas bahasa tempat eksekusi wawancara kami.
Pukul 1 siang wawacara dimulai, awalnya saya bersama kelompok saya masih sangat
gugup karena baru pertama kali mewawancarai mahasiswa Jepang. Namun semakin-lama
mulai terbiasa dan menjadi santai bahkan menyenangkan.
Mungkin karena tema kelompok kami yang tergolong
sulit, fenomena shoshika(少子化)
di Jepang. Beberapa responden yang kami wawancarai tampak sedikit kebingungan
dengan berbagai pertanyaan yang kelompok saya ajukan, namun sebagian besar
memberikan jawaban memuaskan dan senyum keramah-tamahan khas budaya orang Asia.
Pukul 3 sore seluruh kegiatan studi observasi di
kampus ini selesai, pengalaman hari ini tidak terlupakan. Kami bisa saling
bertukar pendapat antar mahasiswa, bercerita sekilas tentang perbandingan
kehidupan mahasiswa di Jepang dan Indonesia, dan lainnya.
bangunan paling terkenal di kampus Nishinomiya
Selengkapnya tentang Universitas Kwansei Gakuin bisa
dilihat di websitenya langsung di sini.
Abeno Bosai Center
Sore itu sekitar pukul setengah lima, kami sampai di
salah satu distrik megah di Osaka, distrik Abeno. Di distrik ini terkenal
dengan bangunan pencakar langitnya, yaitu Abeno Harukas yang merupakan gedung
tertinggi di Jepang. Namun bukan itu tujuan kami setelah ini, melainkan gedung
Abeno Forsa yang tidak jauh dari Abeno Harukas.
Abeno Harukas
Di lantai 3 gedung Abeno Forsa, terdapat sebuah
fasilitas pemerintah setempat yang yang bertujuan untuk memberi pengalaman dan
pelatihan antisipasi gempa. Seperti yang kita tahu bahwa Jepang adalah salah
satu negara dengan langganan gempa terbanyak tiap tahunnya. Untuk itu perlu
diberikan pelatihan sadar bencana gempa kepada masyarakatnya.
Fasilitas ini secara resmi bernama Osaka City Abeno
Life Safety Learning Center(大阪市立阿倍野防災センターOsaka shiritsu abeno Bosai Senta). Dibuka untuk umum dari jam 10 pagi sampai 6 sore,
tidak ada biaya masuk alias gratis untuk masuk ke sini. Diperuntukan bagi
keluarga terutama bagi yang memiliki anak yang harus dibekali dengan pelatihan
sadar bencana, atau orang awam yang belum paham benar dengan pelatihan sadar
bencana seperti kami(ups).
liat bangunan runtuh
Di tempat ini terdapat Training Area yang berupa berbagai macam ruangan yang menampilkan
kondisi saat terjadi bencana gempa atau kebakaran. Ada juga ruangan yang dibuat
semirip mungkin dengan dapur rumah dan diorama raksasa yang menampikan kondisi
jalanan pasca gempa. Di tempat ini kita bisa mencoba praktik antisipasi bencana
seperti mematikan peralatan rumah tangga, memadamkan api, dan menyelamatkan
diri dari ruangan berasap, cara menelpon pemadam kebakaran tanpa panik,
menyelamatkan korban, dan lainnya. Semua dibuat semirip mungkin dengan kondisi
keadaan yang sesungguhnya dengan peralatan multimedia yang canggih.
Ini salah satu wahana(emangnya dufan?) yang membuat
saya terkagum-kagum. Di ruangan 震度7地震体験コーナーshindo nana jishin taiken corner ini kita bisa merasakan simulasi gempa sampai 7
skala ritcher. Wahana ini juga mengingatkan pengunjung akan gempa besar
Hanjin-Awaji yang terjadi pada tahun 1995 dan gempa besar yang terjadi tahun
2011 di Fukushima yang menyebabkan bencana nuklir itu.
orang hamil dilarang naik, nanti keguguran. Yang gendut biar langsing
Saya benar-benar kagum dengan pemerintah yang
membuat fasilitas sampai seperti ini. Saya harap kedepannya Indonesia juga bisa
mencontoh dari Jepang, baik perbuatan baik sekecil apapun pasti akan ada
manfaatnya di kemudian nanti. Warga Indonesia perlu mendapat penyuluhan bencana
alam, baik itu gempa, kebakaran, tsunami, tanah longsor dan sebagainya. Hal ini
baiknya dimulai dari usia dini, anak-anak perlu diberi pelatihan dan penyuluhan
bencana alam dari sekolah, dan pihak orang tua ikut serta dalam kegiatan ini.
Selengkapnya tentang Abeno Bosai Center bisa dilihat
di websitenya langsung di sini.
Agen Bola Tangkas Terpercaya - Terbaik - Terbesar bolavita 2019
BalasHapusWA : +62812-2222-995