Kali
ini saya akan berbagi pengalaman jalan-jalan di Kyoto. Darmawisata Kyoto kali
ini merupakan bagian dari program kenshu
saya selama di Jepang. Kali ini kami para perserta program kenshu akan pergi ke 2 tempat wisata terkenal di Kyotoyang sudah
mendunia, dan membuat kue tradisional Jepang(wagashidzukuri). Oke, tanpa
basa-basi panjang lebar lagi...
Fushimi Inari Taisha
Kami
rombongan peserta program asal Indonesia berangkat dari Kansai Center pukul
7.40 pagi menggunakan bus khusus menuju Kyoto. Kami dijadwalkan untuk sampai ke
tempat pertama(Fushimi Inari Taisha) pada pukul 9.45 pagi. Dan benar saja,
masih pukul 9.30 pagi kami sudah sampai di tempat tujuan. Orang Jepang sangat
tepat dan menghargai waktu.
Kami
langsung disambut oleh gaido-san(guide)
yang membawa bendera momiji tidak jauh dari lokasi wisata. Sekitar 15 menit
kami berjalan menuju lokasi wisata menelusuri perumahan dan toko oleh-oleh khas
Kyoto.
sudut pertokoan di sekitar kuil
Sekedar
informasi, Fushimi Inari Taisha(伏見稲荷大社)
adalah salah satu dari 30.000 kuil Shinto di Jepang yang memuja Dewa Inari(お稲荷さんo-
inari-san) dan merupakan kuil utamanya. Dewa Inari sendiri
adalah Dewa kesuburan panen, bisnis, ketentraman keluarga, dan pengabul
permintaan. Dewa Inari sering digambarkan dan diidentikkan dengan hewan rubah.
Kami
sampai di pintu masuk kuil, terasa sangat megah dan sakral sekali di tempat
ini. Dihiasi dengan ornamen yang didominasi warna merah, di kanan dan kiri
pintu masuk terdapat patung rubah penjaga yang masing-masing menggigit bola dan
kunci yang melambangakan kelancaran bisnis serta kesuburan panen.
pintu masuk utama di kuil
salah satu sudut di pintu masuk utama
Seperti
pada kuil Shinto pada umumnya, di depan pintu masuk pasti dijumpai okiyome(お清め). Setiap orang yang datang baik
beribadah dan alasan lainnya disarankan untuk menyucikan diri di tempat ini,
mirip seperti fungsi berwuddhu dalam Islam. Caranya pun mudah, cukup ambil air
menggunakan gayung kecil(shaku杓)
dan membasuh tangan kanan, kiri, mulut(boleh iya boleh tidak), setelah itu
mengalirkan air ke gagang dan selesai.
bewudhu(bukan!)
ema(papan permohonan doa) berbentuk rubah yang digantung di kuil ini
Kami mulai menjelajahi bagian kuil satu-persatu, tampak begitu indah. Ada tempat menarik di kuil ini yang patut dicoba, yaitu Omokaru ishi. Yaitu 2 buah batu yang apabila orang yang mengangkatnya tepat sesuai yang dibayangkannya(ringan atau berat) maka keinginannya dapat terkabul.
Lalu
ini dia daya tarik di kuil ini, senbondorii(千本鳥居). Kalau yang pernah
nonton film Memiors of a Geisha pasti tidak asing dengan yang satu ini, disini
tempat si Sayuri kecil berlari sepanjang jalan ini. Senbondorii adalah jalan
bercabang 2 sepanjang kurang lebih 300 meter yang dihiasi oleh barisan ribuan torii(鳥居 = gerbang merah). Torii-torii ini
merupakan kebiasaan orang Jepang dulu, yang apabila ingin perusahaannya sukses
maka berdoa dan membangun sebuah torii di kuil ini.
salah satu bagian ujung di senbondorii
suasana di dalamnya
tampak dari bawah
Selengkapnya
tentang Fushimi Inari Taisha bisa dilihat di sini.
Setelah
kurang lebih 1 jam kami berkeliling di kuil ini, kami meneruskan perjalanan
menuju tempat berikutnya. Kami melintasi stasiun Kyoto yang tepat didepannya
merupakan landmark kota Kyoto, Kyoto Tower. Menara ini sangat unik bentuknya,
desainnya menyerupai bangunan yang ada di film fiksi antariksa di masa depan. Terlihat
sangat kontras dengan bangunan lainnya yang lebih terasa kesan gaya baratnya.
sudut kota Kyoto, bersih dan rapih
Kyoto Tower, diseberang Stasiun Kyoto
owas orang jelek mau nampang
Kiyomizudera
Kami
sampai di tempat kedua, Kiyomizudera pada pukul 12.45 siang. Kami harus
berjalan kaki melewati jalan menanjak untuk menuju bangunan Vihara yang
terletak di atas bukit(atau gunung?). Disepanjang jalan ini tentu saja banyak
ditemui berbagai macam toko oleh-oleh, baju tradisional Jepang dan pernak
pernik lainnya. Membuat mata saya hijau jadinya.
sando no ryowaki, jalan menanjak menuju Kiyomizudera
Sesampainya
di pintu masuk kuil, ramai sekali dipadati oleh wisatawan. Pantas saja,
pemandangan alam di sekitar Kiyomizudera memang sangat indah dan memukau. Di tempat
ini juga dijumpai shishi(獅子) yaitu 2 patung anjing-singa
penjaga Vihara. Pada umumnya mulut shishi yang satu terbuka dan yang satunya
tertutup, namun di Vihara ini keduanya terbuka. Mungkin lapar...
Informasi
lagi, Kiyomizudera(清水寺)
adalah Vihara Buddha yang dibangun pada tahun 778 dan menjadi
warisan budaya(world heritage). Dengan tinggi sekitar 13 meter, salah satu daya
tariknya yaitu panggung(舞台butai)
tempat dilangsungkannya tarian pemujaan. Panggung ini disangga oleh 18 tiang
kayu dengan tidak menggunakan paku satupun, hanya dengan cara penyambungan
tradisional.
sudut terbaik Kiyomizudera dengan latar kota Kyoto dan Kyoto Tower
tampak dari bawah vihara
pemandangan dari atas vihara
Dahulu
kala ada mitos yang menerangkan bahwa siapa saja yang dapat selamat terjun
bebas dari panggung ini maka keinginannya akan terkabul. Sejak saat itu banyak
orang yang mencoba keberuntungannya dengan melompat dari panggung ini, meskipun
kenyataannya banyak yang tidak selamat(iyalah). Dan taman dibawah kuil ini
terdapat banyak makam orang-orang yang tidak beruntung.(=_=) Karena
kebiasaan ini ada pepatah kuno Jepang yang artinya kurang lebih berani menghadapi segala macam masalah/berani mengambil resiko. CMIIW
清水舞台から飛び降り kiyomizu butai kara tobiori
Di
Vihara ini kita juga bisa mencoba kekuatan kita dengan mengangkat tombak
besi raksasa sandal besi yang
dulunya dipercaya milik Benkei, tokoh di Jepang yang terkenal akan kekuatannya.
Konon katanya laki-laki yang bisa mengangkat tombak dan memakai sandal ini
merupakan laki-laki paling kuat sedunia. Hmm, memikirkan pergi ke mana-mana
menggunakan sandal seperti ini saja sudah capai rasanya.
nggak kuat lah
Selanjutnya
saya akan menunjukkan tempat paling terkenal di Vihara ini. Otowa no Taki(音羽の滝) yang merupakan mata
air(ada yang menyebutnya air terjun) suci di tempat ini. Disebut Kiyomizudera
karena mata air ini(kiyomizu = air
suci, tera/dera = vihara). Mata air
ini memancarkan 3 pancuran, yang dipercaya jika meminum salah satunya akan
mendapat manfaatnya. Dari kiri ke kanan, pengetahuan-asmara-umur panjang. Namun
jika kita serakah ingin meminum 2 atau sekaligus maka kita tidak akan mendapat
apa-apa. (kembung)
tampak puluhan orang mengantri
Tepat
di bagian belakang Kiyomizudera terdapat Jishu Jinja(地主神社), merupakan kuil Shinto yang terkenal
sebagai kuil pernikahan dan asmara. Di kuil ini banyak pasangan yang menuliskan
namanya di kuil agar pernikahannya langgeng. Tempat menarik di kuil asmara ini
adalah koi uranai no ishi(恋占いの石), yang
merupakan 2 buah batu berjarak kurang lebih 10 meter. Katanya jika kita
berjalan sambil menutup mata dari satu batu ke batu lainnya, jika berhasil maka
keinginan yang berhubungan dengan asmara akan terkabul.
kuil cinta...makan tuh cinta
Wagashidzukuri
Setelah
2 jam lebih kami berkeliling Kiyomizudera dan sekitarnya, dan kaki saya sudah
benar-benar pegal. 2 tempat ini benar-benar luas dan menguras banyak tenaga
untuk berjalan kaki. Kami berangkat menuju tempat terakhir yaitu Kanshundo(甘春堂). Kanshundo sendiri
adalah salah satu pabrik pembuatan kue tradisional Jepang(和菓子wagashi)
yang terkenal di Kyoto dan juga museum wagashi.
Kanshundo, tempat pembuatan kyogashi, wagashi khas Kyoto
Wagashi
sendiri biasa menjadi teman minum teh hijau(抹茶matcha)
di Jepang pada zaman Edo masa Genroku(1688-1704). Pada saat itu mulai dibuatnya
kue manju, rakugan, yokan dan banyak
lagi jenis wagashi dengan teknik pembuatan dan bahan-bahan yang beraneka ragam
pula. Wagashi pada umumnya memiliki rasa manis dan cocok dipadukan dengan teh
hijau yang terkenal pahit. Wagashi
umumnya dibuat dengan tangan, meskipun sekarang banyak dijumpai dengan bantuan
mesin. Namun tetap pembuatan wagashi terbaik memiliki seni tersendiri.
berbagai macam jenis kyogashi, sanggupkah memakan makhluk tidak berdosa ini?
Kyogashi jenis kinton
kimamori, momiji, dan kyoarashiyama
Selengkapnya
tentang Kanshundo dan wagashi bisa dilihat di sini,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar