Taman itu Kesepian

Tidak ada yang bisa mengalahkan kesepian, pagi ini pun taman itu terlihat kesepian. Tanpa ada orang disana, tanpa anak-anak yang bermain di sana, ataupun hanya duduk beristirahat menemani taman itu. Bukannya taman itu kecil, bukannya taman itu kotor dan tidak terawat, atapun tidak memiliki daya tarik sendiri. Taman itu hanya berada di tengah-tengah kesibukan dan rutinitas manusia di sekitarnya.

 

Seolah-olah ia mengatakan, “ada atau tidak adanya aku tidak akan ada bedanya, aku hanya ada untuk diriku sendiri dan orang yang membutuhkan aku”. 

Orang-orang pun hanya lewat didepannya dan terlihat tidak memikirkan apapun dengannya. Hanya ada pohon-pohon dengan daunnya yang berguguran, hanya ada batu-batuan yang terlihat berdiri tersusun dengan kokohnya, dan jalan-jalan di taman itu pun tidak ada bedanya dengan tempat bermain bagi burung-burung dan kucing-kucing teman setianya. Tidak ada bedanya burung-burung dan kucing-kucing itu datang atau tidak ke taman itu, hanya datang lalu pergi begitu saja.

 

Jalan-jalan di taman itu dihiasi dengan berbagai macam pohon dengan daunnya yang berwarna-warni. Merah, kuning, hijau, seperti perasaan taman itu yang selalu berubah-ubah. Dedaunan itu kadang kali dihembus angin, meskipun ada beberapa daun berguguran, pohon itu tetap kokoh berdiri.

Sinar matahari hari ini seolah-olah menembus daun-daun di pepohonan taman itu, mengajak taman itu untuk keluar dari kesendiriannya. Seketika taman itu sadar bahwa ia tidak selamanya kesepian lagi. 

Taman itu sadar bahwa kesepian itu hanya ada dalam hatinya, hanya dia yang merasa bahwa ia kesepian, tidak! Ia telah sadar bahwa teman sejatinya selalu ada didekatnya, teman sejatinya selalu menemaninya kemanapun ia berada, dia adalah kesepiannya.