Jumat,
7 Nopember 2014
Kali
ini kami peserta program mendapat kesempatan untuk melakukan ken’gaku(studi observasi) di salah satu
SD di Osaka, Chonan Shogakko(SD Chonan). Hari ini merupakan kesempatan emas
bagi kami untuk melatih kemampuan mengajar kami di depan kelas. Ditambah lagi
dengan murid-murid Jepang asli dengan menggunakan bahasa Jepang tentunya. Jadi
intinya kami akan beraktifitas bersama murid SD selama setengah hari, menjadi
tamu di tiap-tiap kelas lebih tepatnya.
Beberapa
hari sebelumnya kami diharuskan membuat media pembelajaran berupa karton ukuran
A3 yang bebas ditempel dengan berbagai macam pernak-pernik khas Indonesia
seperti gambar peta, baju adat, bendera, lambang, makanan, dll. Tujuannya tidak
lain untuk memperkenalkan Indonesia pada murid.
Kami
berangkat dari JF Kansai pukul 8 pagi dengan menggunakan bus khusus milik JF
Kansai. Tempatnya tidak terlalu jauh dari JF Center, masih di kota Izumisano, kira-kira
hanya 15 menit. Sesampainya di lokasi kami disambut dengan ramah oleh guru dan
Kepala Sekolahnya. Menurut pengakuan dari kepala sekolah ini(aish), sekolah ini
sejak dulu memiliki hubungan yang erat dengan Indonesia, dan beliau dulu pernah
bekerja di Jakarta.
ini penampakan sekolahnya, lucu
Ada
beberapa hal yang membuat saya kagum hari ini karena bendera Indonesia
dikibarkan di sekolah ini.
Jam
pertama dimulai pukul 9 pagi, kami, seluruh murid dan guru berkumpul di gedung
olahraga sekolah. Kami para peserta program duduk paling depan menghadap para
murid, rasanya aneh bercampur lucu karena wajah-wajah lugu murid SD yang
melihat kami dengan tatapan seperti belum pernah melihat orang asing dengan
warna kulit dan bentuk mata yang berbeda. (NO SARA)
Pertama-tama
Kepala Sekolah(Kocho Sensei) dan
perwakilan dari murid SD memberikan sambutan dan salam perkenalan yang ramah
dan hangat. Kemudian perwakilan dari pihak kami, Sindi(bener ngga namanya?)
mendadak terkenal karena memperkenalkan namanya sebagai Shin-Chan. Haha menarik
sekali, selamat Shin-Chan!
ini tersangkanya
Setelah
acara ramah tamah selesai, masih di dalam gedung, kami bermain-main dengan
dengan anak SD. Permainannya pun sederhana, seperti mencari kelompok, tiap-tiap
kelompok beradu suit. Kelompok yang kalah harus ikut dalam kelompok yang lain
sampai panjang seperti ular, pada akhirnya hanya ada 1 kelompok. Ya, permainan
mudah ini mengingatkan akan kebersamaan dan persatuan.
lihatlah wajah-wajah bahagia ini, hahaha
Setelah sesi bahagia ini selesai, kami semua diajak berkeliling sekolah. Yang menjadi pemandu saat itu kalau tidak salah guru olahraga, ini foto-foto di sudut sekolah yang unik menurut saya.
2 bendera yang saya sukai
semacam pojok bacaan untuk murid
koran untuk anak SD (wow)
semacam buletin (mading) sekolah
ubi Jepang (buat apa?)
murid-murid diajari sepeda macam ini kah? hebat sekali
salah satu kegiatan belajar di dalam kelas
salah satu sudut di dalam kelas, ini haiku atau tanka?
Jam ketiga kami berpencar menuju kelas yang sudah dibagi sebelumnya, dengan membawa media pembelajaran dan bento yang disiapkan dari JF Kansai. Perasaan saat itu senang bercampur gugup, penasaran pula dengan antusiasme anak SD Jepang. Apakah akan tertarik dengan Indonesia atau tidak? saya akan kupas tuntas setajam silet. (....)
Saya
mendapat bagian di kelas 5 bersama dengan Ibu Dosen dari UPI. Ketika memasuki
ruang kelas perasaan saya sudah full grogi. Saat itu meja kelas sudah disusun
menjadi 3 baris untuk mempermudah proses pengajaran. Seperti pada umumnya kelas
dimulai dengan perkenalan, antuisasme murid awalnya sedikit memudar. Namun
tidak lama karena langsung disambung dengan pelajaran bahasa Indonesia dasar
oleh Ibu Dosen UPI. Wah memang beda dengan yang sudah berpengalaman ya.
Lalu
giliran saya memperkenalkan sedikit tentang Indonesia. Saat mulai saya memang
selalu gugup, namun ketika terus berjalan lama-kelamaan menjadi terbiasa dan
mulai santai. Yah, sejauh itu tidak ada masalah yang berarti, namun sayangnya
umpan balik dari anak-anak tidak seperti yang saya bayangkan. Mungkin karena
media yang terlalu kecil seperti berupa karton A3 saja, sehingga murid-murid
jadi kesulitan melihat. (baca: terlalu kecil)
lihat bagaimana kecilnya (saya)
Ada
yang unik sekaligus membuat saya sedikit tersakiti. Ketika saya bertanya
apakah ingin datang berwisata ke Indonesia? Ada satu jawaban murid seperti ini:
“aku pengen ke Hawaii saja”
hiks...
Setelah
sesi mendebarkan ini selesai, saat waktu istirahat tiba. Itu artinya untuk
makan siang! Yang uniknya lagi di
sekolah Jepang, terutama SD dan SMP jarang membawa bekal sendiri karena sudah
disediakan oleh pihak sekolah. Murid-murid secara bergiliran membawakan semua
makanan untuk teman sekelasnya.
Saya,
Ibu Dosen, Sensei, dan murid sekelas
makan bersama. Setelah makan, saya bermain bersama murid-murid di lapangan,
permainannya sebenarnya mudah. Semacam dodge
ball. Namun karena saya benar-benar, benar-benar, tidak mengerti
permainannya karena tidak ada di Indonesia (sebenarnya semua permainan dengan
bola apapun saya tidak bisa), saya seperti orang linglung. Ahaha tapi sangat
menyenangkan.
ada turis hilang
Ini
yang saya sukai dari sekolah di Jepang, biasanya pada jam-jam akhir pelajaran
semua murid biasanya membersihkan sekolah. Mulai dari ruangan kelas
masing-masing, koridor sekolah, jendela dan pintu dan tempat lainnya. Sangat
mengajarkan disiplin, tanggung jawab, cinta lingkungan, dan penghormatan pada
sekolah.
Tidak
terasa waktu setengah hari yang dijadwalkan sudah selesai. Kami terpaksa harus
meninggalkan SD yang kami cintai. (halah) Begitu banyak pengalaman, kesan, dan
memori yang tersimpan hari ini. Sangat menyenangkan menghabiskan waktu bersama
murid SD ini.
長南小学校のみなさん、ありがとうございました
Selengkapnya tentang SD Chonan bisa dilihat di websitenya langsung di sini.
Agen Bola Tangkas Terpercaya - Terbaik - Terbesar bolavita 2019
BalasHapusWA : +62812-2222-995