2015/04/19

Studi Observasi 1 (SD chonan)

Jumat, 7 Nopember 2014

Kali ini kami peserta program mendapat kesempatan untuk melakukan ken’gaku(studi observasi) di salah satu SD di Osaka, Chonan Shogakko(SD Chonan). Hari ini merupakan kesempatan emas bagi kami untuk melatih kemampuan mengajar kami di depan kelas. Ditambah lagi dengan murid-murid Jepang asli dengan menggunakan bahasa Jepang tentunya. Jadi intinya kami akan beraktifitas bersama murid SD selama setengah hari, menjadi tamu di tiap-tiap kelas lebih tepatnya.

Beberapa hari sebelumnya kami diharuskan membuat media pembelajaran berupa karton ukuran A3 yang bebas ditempel dengan berbagai macam pernak-pernik khas Indonesia seperti gambar peta, baju adat, bendera, lambang, makanan, dll. Tujuannya tidak lain untuk memperkenalkan Indonesia pada murid.

Kami berangkat dari JF Kansai pukul 8 pagi dengan menggunakan bus khusus milik JF Kansai. Tempatnya tidak terlalu jauh dari JF Center, masih di kota Izumisano, kira-kira hanya 15 menit. Sesampainya di lokasi kami disambut dengan ramah oleh guru dan Kepala Sekolahnya. Menurut pengakuan dari kepala sekolah ini(aish), sekolah ini sejak dulu memiliki hubungan yang erat dengan Indonesia, dan beliau dulu pernah bekerja di Jakarta.

ini penampakan sekolahnya, lucu

Ada beberapa hal yang membuat saya kagum hari ini karena bendera Indonesia dikibarkan di sekolah ini.


Jam pertama dimulai pukul 9 pagi, kami, seluruh murid dan guru berkumpul di gedung olahraga sekolah. Kami para peserta program duduk paling depan menghadap para murid, rasanya aneh bercampur lucu karena wajah-wajah lugu murid SD yang melihat kami dengan tatapan seperti belum pernah melihat orang asing dengan warna kulit dan bentuk mata yang berbeda. (NO SARA)


Pertama-tama Kepala Sekolah(Kocho Sensei) dan perwakilan dari murid SD memberikan sambutan dan salam perkenalan yang ramah dan hangat. Kemudian perwakilan dari pihak kami, Sindi(bener ngga namanya?) mendadak terkenal karena memperkenalkan namanya sebagai Shin-Chan. Haha menarik sekali, selamat Shin-Chan!

ini tersangkanya

Setelah acara ramah tamah selesai, masih di dalam gedung, kami bermain-main dengan dengan anak SD. Permainannya pun sederhana, seperti mencari kelompok, tiap-tiap kelompok beradu suit. Kelompok yang kalah harus ikut dalam kelompok yang lain sampai panjang seperti ular, pada akhirnya hanya ada 1 kelompok. Ya, permainan mudah ini mengingatkan akan kebersamaan dan persatuan.

lihatlah wajah-wajah bahagia ini, hahaha

Setelah sesi bahagia ini selesai, kami semua diajak berkeliling sekolah. Yang menjadi pemandu saat itu kalau tidak salah guru olahraga, ini foto-foto di sudut sekolah yang unik menurut saya.

2 bendera yang saya sukai 
semacam pojok bacaan untuk murid

 
koran untuk anak SD (wow)
semacam buletin (mading) sekolah
ubi Jepang (buat apa?)
murid-murid diajari sepeda macam ini kah? hebat sekali
salah satu kegiatan belajar di dalam kelas
salah satu sudut di dalam kelas, ini haiku atau tanka?
Jam ketiga kami berpencar menuju kelas yang sudah dibagi sebelumnya, dengan membawa media pembelajaran dan bento yang disiapkan dari JF Kansai. Perasaan saat itu senang bercampur gugup, penasaran pula dengan antusiasme anak SD Jepang. Apakah akan tertarik dengan Indonesia atau tidak? saya akan kupas tuntas setajam silet. (....)

Saya mendapat bagian di kelas 5 bersama dengan Ibu Dosen dari UPI. Ketika memasuki ruang kelas perasaan saya sudah full grogi. Saat itu meja kelas sudah disusun menjadi 3 baris untuk mempermudah proses pengajaran. Seperti pada umumnya kelas dimulai dengan perkenalan, antuisasme murid awalnya sedikit memudar. Namun tidak lama karena langsung disambung dengan pelajaran bahasa Indonesia dasar oleh Ibu Dosen UPI. Wah memang beda dengan yang sudah berpengalaman ya.

Lalu giliran saya memperkenalkan sedikit tentang Indonesia. Saat mulai saya memang selalu gugup, namun ketika terus berjalan lama-kelamaan menjadi terbiasa dan mulai santai. Yah, sejauh itu tidak ada masalah yang berarti, namun sayangnya umpan balik dari anak-anak tidak seperti yang saya bayangkan. Mungkin karena media yang terlalu kecil seperti berupa karton A3 saja, sehingga murid-murid jadi kesulitan melihat. (baca: terlalu kecil)

lihat bagaimana kecilnya (saya)

Ada yang unik sekaligus membuat saya sedikit tersakiti. Ketika saya bertanya apakah ingin datang berwisata ke Indonesia? Ada satu jawaban murid seperti ini:
“aku pengen ke Hawaii saja”
hiks...

Setelah sesi mendebarkan ini selesai, saat waktu istirahat tiba. Itu artinya untuk makan siang!  Yang uniknya lagi di sekolah Jepang, terutama SD dan SMP jarang membawa bekal sendiri karena sudah disediakan oleh pihak sekolah. Murid-murid secara bergiliran membawakan semua makanan untuk teman sekelasnya.

Saya, Ibu Dosen, Sensei, dan murid sekelas makan bersama. Setelah makan, saya bermain bersama murid-murid di lapangan, permainannya sebenarnya mudah. Semacam dodge ball. Namun karena saya benar-benar, benar-benar, tidak mengerti permainannya karena tidak ada di Indonesia (sebenarnya semua permainan dengan bola apapun saya tidak bisa), saya seperti orang linglung. Ahaha tapi sangat menyenangkan.
ada turis hilang

Ini yang saya sukai dari sekolah di Jepang, biasanya pada jam-jam akhir pelajaran semua murid biasanya membersihkan sekolah. Mulai dari ruangan kelas masing-masing, koridor sekolah, jendela dan pintu dan tempat lainnya. Sangat mengajarkan disiplin, tanggung jawab, cinta lingkungan, dan penghormatan pada sekolah.


Tidak terasa waktu setengah hari yang dijadwalkan sudah selesai. Kami terpaksa harus meninggalkan SD yang kami cintai. (halah) Begitu banyak pengalaman, kesan, dan memori yang tersimpan hari ini. Sangat menyenangkan menghabiskan waktu bersama murid SD ini.
長南小学校のみなさん、ありがとうございました



Selengkapnya tentang SD Chonan bisa dilihat di websitenya langsung di sini.



1 komentar:

  1. Agen Bola Tangkas Terpercaya - Terbaik - Terbesar bolavita 2019
    WA : +62812-2222-995

    BalasHapus