Bagian medical check up ini yang saya rasa paling
panjang, hmmm ya memang karena yang paling lama prosesnya hanya bagian medical
check up ini aja. Kelihatannya semua berjalan mulus saja
, tapi kalau tidak ada
masalah yang membuat kita terhimpit oleh waktu maka tidak akan seru kan? Jadi
intinya The Passion of The Kepepet (apasih).
Selasa,
15 Juli 2014
Sore itu ketika saya masih lega-leganya karena semua
berkas medical check up sudah di tangan,
Ulfah sensei, menelpon saya. Yang intinya saya sebagai orang yang lebih
berpengalaman (halah) tentang medical check up ini berkewajiban menemani Sensei
untuk melakukan medical check up juga. Baik dosen dan mahasiswa keduanya
harus lulus tes kesehatan ini juga.
“iya
sensei, besok jam setengah 9 saya jemput sensei di depan FIB”
Rabu,
16 Juli 2014
Jam karet, saya datang jam 9 dimana sensei sudah jamuran menunggu saya dengan sepeda motor hinanya.
“maaf
terlambat sensei….” Tanpa rasa berdosa
“gimana,
kita langsung aja ya ke rumah sakit, saya bawa kendaraan (mobil)…”
Ciee diantar
naik mobil bareng sensei euy…..
Jam setengah 10 kami sampai di rumah sakit, dan
kebingungan mencari tempat parkir terkutuk yang penuh itu, ternyata parkir mobilnya juga busuk. Setelah 3 kali
berputar-putar mencari tempat parkir akhirnya kami menyerah dan keluar dari
rumah sakit, bingung mau parkir dimana.
Akhirnya kami parkir di parkiran bank B*A yang
berdekatan dengan RS sambil berpura-pura jadi nasabah di bank tersebut…hehehe…maaf ya, kami terpaksa melakukan ini karena
parkiran rumah sakit penuh dan parkiran di sini terlihat kosong.
Masalah datang juga, ternyata sensei belum puasa
dari semalam! Jadi terpaksa tes yang bisa dilakukan hari ini hanya ukur tinggi
dan berat badan, jantung, tes mata dan THT. Dan keesokan harinya ketika sensei
sudah berpuasa malamnya maka baru bisa dilakukan tes darah dan urin. Bagaimana
dengan ronsen paru-parunya? Ternyata sensei sudah melakukannya di tempat lain,
jadi bisa menghemat waktu.
Setelah tes hari ini selesai, tidak ada masalah. Kembali
berjalan ria lagi ke parkiran mobil di bank B*A, kami pulang dan sensei bilang
kalau besok nggak mau naik mobil lagi ke rumah sakit, ribet parkirnya,lebih baik naik motor saja.
Kamis,
17 Juli 2014
Keesokan harinya, saya menemani sensei ke rumah
sakit, kali ini kami naik motor hina ke rumah sakit. Jam 9, parkiran masih
penuh. Busuk! Akhirnya gue turunkan
sensei di lobby rumah sakit agar sensei bisa langsung masuk buat check up
sementara gue nyari parkiran motor.
Sampai di rumah sakit, ternyata sensei sudah ada di
lab untuk ambil darah, masih menunggu dipanggil. Ngobrol sebentar. Nama
sensei dipanggil. Setelah selesai diambil darah pertama (darah puasa) tentu
saja saatnya makan! Kayak gue kemarin dulu…haha. Yang bikin gue seneng karena ditraktir sensei, aduh…makasih
sensei, ga usah repot-repot….(tapi pengen) eh tunggu sebentar, kok gue gak
puasa ya? Ya sekali-sekali deh ya….(malu
udah gede).
Sembari menunggu sampai jam 11 (2 jam lagi) kami
ngobrol-ngobrol di kantin tentang perubahan kurikulum 2013 ini dan dampaknya
bagi pelajaran bahasa Jepang di tingkat SMA, ada juga tentang pentingnya
kegiatan KKN dan PPL, pokoknya semuanya sangat bermanfaat bagi. Terimakasih
sensei.
Tak terasa jam 11, kami kembali lagi ke lab
untuk pengambilan darah kedua (setelah makan) lalu naik lagi ke lantai 2 tempat
poli medical check up untuk konfirmasi kapan hasilnya selesai, dan hasilnya
bisa diambil besok jam 10 pagi. Tapi ternyata besok sensei tidak bisa mengambil
hasilnya, alhasil gue yang harus mengambilkan hasil sensei, kebetulan kalau
untuk pengambilan hasil boleh diwakilkan. Hari inipun selesai.
Jumat,
18 Juli 2014
Selama ini ada satu masalah The Passion of The Kepepet yang harus dihadapi. Hari ini sudah tanggal 18 (Jumat), sementara seluruh berkas
harus sudah ada di Japan Foundation Jakarta tanggal 21 (Senin). Jika seluruh
berkas sudah bisa dilengkapi hari ini, adakah paket pengiriman yang mampu
mengirim dalam 2 hari? Pada hari libur (Sabtu-Minggu)? Waktunya mepet.
Oke tenang, jam 10 gue tiba di rumah sakit, ambil
hasil sensei, selesai. Berkas gue, semua
lengkap. Berkas sensei, masih ada di
rumahnya sensei! Jadi gue harus ambil dulu berkasnya di rumah sensei….
sensei beri gue alamat rumahnya, tapi gue kan orangnya ga tahu jalan….ajak Rifki sang petualang. Dia pasti tahu
jalan di bumi Arema ini. Yeahhh….btw rumah Ulfah Sensei di daerah
Tunggulwulung (dimana itu?).
Gue dan Rifki yang untuk kesekian kalinya bolos KKN,
berputar-putar mencari rumahnya Ulfah Sensei. Saat itu jam 12 siang, kota
Malang sedang panas-panasnya. Setelah satu jam di jalan akhirnya sampai juga di
rumahnya sensei. Di rumahnya sensei gue dan sensei langsung menyiapkan berkas,
masukkan ke dalam amplop. Siap dikirim. Beres.
“san, ada paket pengiriman, namanya
DHL. Katanya hari Sabtu tetap jalan. Ini uangnya, habis ini kamu langsung
kesana, kantor DHL di jalan Ahmad Yani” Kata
Ulfah sensei.
Alhamdulillah kata petugas DHL-nya paket bisa sampai
di Japan Foundation Jakarta tepat hari Senin (hari terakhir) nanti. Biaya
pengiriman dalam 3 hari kurang dari 90 rebu. Okelah, sip. Semua beres.
Terimakasih DHL.
Dan ketika semua berkas sudah terkirim, gue dan
sensei merasa sama-sama lega….yokatta.
Alhamdulillahhirabbil’alamiin….
sumber gambar : google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar