2014/09/24

Pergi ke Jepang?


Jumat, 27 Juni 2014 
Jujur gue pengen ke Jepang,  Sukur-sukur kalo bisa ketemu Chinen Yuuri (plak).
Di bulan Januari tahun ini, gue mencoba untuk pertamakalinya ikut seleksi beasiswa Monbukagakusho untuk program Japanese Studies, tapi ternyata gagal. Yah kecewa juga, tapi gue sadar semua itu karena gue sendiri yang kurang belajar dan kurang persiapan.

Perhatian: gambar diatas cuma iseng aja tapi pengen dimasukkin, hanya intermezzo ga penting.

Namun karena Allah memang punya rencana lain, dan karena doa orang tua. Di awal bulan Juli kemarin ada tawaran dari Ulfah  Sensei* yang baik hati (cieee) tentang tawaran dari The Japan Foundation. Katanya embel-embel pelatihan guru macam itulah, tapi yang gue curiga Ulfah sensei belum kasi tahu dimana tempat pelatihannya nanti, katanya di Manado lah, di Padang lah…gapapa, yang penting ikut aja.

Jadi initinya Ulfah sensei dan Feby sensei memanggil mahasiswa yang sudah lulus ujian kesetaraan bahasa Jepang tingkat 3 (Noken N3) dari Prodi gue (Pendidikan Bahasa dan Sastra Jepang) tentang pemberitahuan ini.  Saat itu mahasiswa yang sudah lulus ada 20 orang lebih.
Namun beliau-beliau menyuruh kami (yang masih sibuk dengan KKN) bagi yang mau dan serius untuk mengikuti program ini, disuruh membuat essai dalam bahasa Jepang (oh no!) dengan tema kira-kira seperti ini:

“ketika menjadi pengajar nanti, apa yang anda lakukan untuk membangkitkan motivasi anak didik anda? Dan bagaimana cara anda mewujudkan itu semua?”

Hmmm…..apa yang harus gue tulis ya? Sebenernya masalahnya bukan itu saja, tapi deadline-nya hanya seminggu. Oke, masih banyak waktu, ntar-ntar aja lah bikinnya… (penyakit orang Indonesia) . Teman-teman gue ada yang antusias untuk buat, ada yang ga mau juga, yah memang itu semua memang tergantung niat dan usaha sih.


Kamis, 4 Juli 2014    
Hari demi hari yang disibukkan dengan kegiatan KKN, gue semakin menelantarkan essai yang ingin gue buat. Essainya dikumpulkan terakhir hari Jumat, dan gue baru sadar kalau tinggal besok.

“Waduh, mamp*s gue ga tahu mau nulis apa…!?”

Oke, pulang KKN sekitar jam 4 sore, dan bego’ nya gue malah langsung tidur bukannya mikir mau nulis apa (capek euy). Bangun jam 7 malem, langsung panik gue. Tenang, ga ada waktu buat panik, buka laptop, langsung mulai ngetik.

Alhamdulillah essai akhirnya kelar jam 12 malam. Kalau mau tahu essai gue nanti gue share di postingan berikutnya (kalo nggak mau, okelah kalau begitu…) .


Jumat, 4 Juli 2014
Jam 7 pagi gue siap-siap berangkat ke kampus. Oh iya, btw temen gue Ratih,  juga niat untuk kumpulin essai juga.

“Bagus Tih (panggilannya), gue suka semangat lu! Gue percaya lu pasti berhasil nanti!”

Masuk ke ruang dosen,  langsung kumpulkan essainya ke Feby sensei.

            “permisi sensei, ini essai saya dan essainya Ratih”

            “oh,iya iya…”

Setelah ngumpulin essainya, langsung keluar dan berangkat ke tempat KKN, ga mikir apa-apa lagi tentang essai dan tetek bengeknya lagi.


Senin, 7 Juli 2014
Setengah 8 pagi dapat sms dari Ulfah sensei yang isinya kira kira begini:

“saya sudah tidak sabar untuk ketemu Ichsan-san heheh…hari ini jam 8.40 di lt.8 Rektorat bisa ketemu, ada yang perlu saya sampaikan.”

Perasaan gue udah mulai nyampur, panik, takut, seneng, curiga…mungkinkah…?

            “iya, bisa sensei. Wah saya mau dijadikan menantu ya sensei, hehe”

Dan dengan tololnya gue bales sms dari Ulfah sensei. Dasar Ichsan bego’.

Sampai di kampus (telat 30 menit), menuju rektorat lt.8. deg-degan juga karena biasanya gedung rektorat lt.8 itu biasa dipakai rapat dan orang-orang penting di universitas saja. Alhasil gue canggung sama mas-mas penjaga resepsionisnya…hmmm

            “ah pura-pura jadi orang penting aja”

Dan ternyata bener, Ulfah sensei ada rapat dengan orang-orang penting tentang pelaksanaan PPL bagi mahasiswa. Loh kok gue tahu kalau rapat membahas PPL? Ya nguping atuh….(plakk). Ditengah rapat Ulfah sensei keluar minta izin, lalu ketemu gue sebentar.

“Ichsan-san, selamat karena essai kamu lolos dan ini surat dari Japan Foundation”

Gue baca baik-baik suratnya, untung bahasa Indonesia, kalau bahasa Jepang bisa lama gue bacanya. Jadi isinya kira-kira gini:

“…..The Japan Foundation akan melaksanakan satu lagi program pelatihan di Jepang bagi dosen dan mahasiswa Program Studi Bahasa Jepang, yaitu “Japanese-Language Education Capacity Building Southeast Asian Teachers’ Training College Course in Japan”.  Melalui program yang akan dilaksanakan di Japan Foundation Japanese Language Institute, Kansai selama 45 hari ini, kami ingin mengajak dosen dan mahasiswa….”

Oke, YES! Gue pergi ke Jepang! Ichsan Rizkianto yang bego’, lola, dan suka panik ini bisa pergi ke Jepang, Insya Allah.

            “Alhamdulillah…”

“udah ngerti san, dimana tempatnya….bukan di Indonesia ya, syarat-syaratnya segera dipenuhi ya san.”

Di halaman kedua dari surat itu disebutkan syarat-syaratnya, mengisi berkas dan formulir (biodata pribadi), formulir sertifikat kesehatan (medical check up) yang harus diisi oleh dokter nantinya, dan menulis essai yang sudah diberitahukan sebelumnya. Oke, berarti berkas pertama adalah sertifikat kesehatan dari rumah sakit.

Sejenak gue mikir, hmmm kenapa Sensei nggak bilang aja langsung ke anak-anak kalau programnya itu di Jepang sono ya? Bukan di Indonesia? mungkin karena Sensei ingin tahu siapa mahasiswa yang serius dan yang tidak.

“minta restu dan izin orang tua san, jangan lupa semua berkas harus sampai di kantor The Japan Foundation Jakarta paling lambat tanggal 21 Juli ya”

Ulfah sensei membuyarkan lamunan gue.

            “iya sensei, terimakasih atas semuanya.”

Setelah itu gue turun dan keluar dari gedung rektorat, perasaan seneng dan syukur yang ada di dalem pikiran gue saat itu. Oke, saatnya telepon orang tua di Bekasi. Alhamdulillah betapa senengnya papa dan mama gue. Syukur Alhamdulillah…..

Setelah ini, yang harus gue lakukan adalah pergi ke rumah sakit umum Malang (rada murah) untuk general/medical check up.

Ternyata Allah memberi jalan lain bagi gue untuk bisa ke Jepang.


                            Terimakasih JF, saya akan berusaha untuk mencapai cita-cita saya.



*Sensei = guru/panggilan hormat untuk orang yang ahli dalam disiplin ilmu tertentu.


sumber gambar : goggle

Tidak ada komentar:

Posting Komentar