Dulu,
dinegara dewa (prefektur akita dan prefektur yamagata), hiduplah seorang
samurai muda bernama Umezu Chube. Dia adalah seorang samurai yang kuat dan
pemberani. Tiap malam, dia bekerja sebagai penjaga gerbang istana sampai pagi.
Pada suatu malam,
seperti biasanya umezu pergi meninggalkan rumah, berjalan menuju istana. Karena istana berada di tempat yang tinggi, jadi harus melewati jalan yang menanjak dan berkelok-kelok. Ketika mendekati kelokan yang terakhir, terlihat sesosok wanita yang sedang menggendong bayi, sosok itu terlihat sedang menunggu seseorang.
seperti biasanya umezu pergi meninggalkan rumah, berjalan menuju istana. Karena istana berada di tempat yang tinggi, jadi harus melewati jalan yang menanjak dan berkelok-kelok. Ketika mendekati kelokan yang terakhir, terlihat sesosok wanita yang sedang menggendong bayi, sosok itu terlihat sedang menunggu seseorang.
“ditengah
malam begini, kenapa ada wanita disini...?”
Umezu
merasa ada yang aneh. Dia teringat sebuah cerita yang menceritakan bahwa ada siluman berwujud wanita yang suka
membunuh orang ditengah malam. Umezu menjadi takut karena tiba-tiba sosok
wanita itu mendekat ke arah Umezu.
“tuan
Umezu, saya sudah menunggu kedatangan tuan. Saya harus pergi ke suatu tempat,
dan saya tidak bisa pergi dengan bayi ini”
“maukah
anda menggendong bayi ini sampai saya kembali? hanya sebentar saja”
Wanita
itu memberikan bayi itu kepeda Umezu. Umezu melihat baik-baik wajah wanita itu.
Wanita muda, cantik, dan suaranya sangat lembut.
“sepertinya
dia tidak terlihat seperti siluman. dia butuh bantuan, aku ingin menolongnya,
tapi bagaimana kalu dia siluman...?”
pikir Umezu.
“Tapi, wanita ini sedang dalam kesulitan.
Seorang samurai harus menolong orang lain yang kesulitan”
Umezu
tidak berkata apa apa-apa dan menggendong bayi itu. Kemudian wanita itu pergi
sambil berlari menuruni bukit dan menghilang. Umezu melihat bayi itu dalam
dekapannya. Bayi itu sangat kecil dan seperti baru saja dilahirkan. Tetapi ia
tidak menangis dan tidak bergerak sedikitpun.
Setelah cukup lama Umezu berdiri menggendong bayi itu, tiba-tiba Umezu
merasa bayi itu bertambah besar.
“hmm??”
Umezu
melihat bayi itu baik-baik, tapi tidak ada yang berubah dari bayi itu.
“aneh
sekali, kenapa aku merasa bayi ini bertambah besar ya....ah!”
Umezu
menyadari sesuatu.
“Bayi ini
tidak bertambah besar, tapi bertambah berat!”
Bayi itu
semakin lama semakin berat. Umezu menjadi takut. Pada mulanya 3 kilogram,
tetapi bertambah berat menjadi 6 kilogram, 12 kilogram menjadi 50, 80, 100
kilogram!
“sudah
kuduga, ternyata wanita itu memang siluman!”
Umezu
ingin melepaskan gendongannya dan menjatuhkan bayi itu. Tapi dia berpikir
kembali.
“tidak
salah lagi wanita itu adalah siluman, bayi ini pun pasti bayi siluman. Tapi,
aku adalah seorang samurai. Seorang samurai jika sudah berjanji, harus menepati
janjinya”
Umezu
menahannya, dia terus menggendong bayi yang bertambah berat itu, 150, 200, 250
dan terus samapai 300 kilogram!
“aah, aku
sudah tidak kuat lagi”
Umezu
tidak bisa menahannya lagi, lalu dia berdoa dalam ajaran Buddha.
“Namuamidabutsu,
Namuamidabutsu”
“Namuamidabutsu!”
Setelah
dia mengucapkannya tiga kali, terjadi suatu hal yang aneh. Bayi yang berada di
tangannya tiba-tiba menjadi ringan. Ketika dia melihat tangannya, tiba-tiba
bayi itu menghilang.
“eh..?”
Umezu
tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Lalu, sosok wanita tadi berlari
dari bawah bukit menghampiri Umezu. Wanita itu menggulung lengan kimono-nya,
dan nafasnya terengah-engah. Dan sangat berkeringat, seperti orang yang baru
saja bekerja keras.
“sebenarnya
siapa kamu ini? pergi kemana kamu tadi?” Tanya Umezu.
“saya
adalah Dewi yang melingdungi orang-orang di daerah ini. karena di daerah ini
ada seorang ibu yang hendak melahirkan, saya harus membantunya”
“ibu itu
sangat kesakitan karena bayinya tak kunjung lahir. Saya harus membantu wanita
itu, tapi dengan kekuatan saya sendiri itu tidak mungkin”
“ karena
itu, saya minta bantuan pada tuan Umezu untuk menggendong bayi itu”
Umezu
mulai mengerti maksud perkataan dari Dewi itu.
“tapi
kenapa saya?” tanya Umezu.
“Karena
anda kuat dan memiliki jiwa seorang samurai yang hebat. Saya yakin anda pasti
bisa menolong saya.”
“lalu,
bagaimana dengan bayi yang menghilang itu?” Tanya Umezu.
“bayi itu
adalah bayi yang belum dilahirkan. ketika bayi itu bertambah berat, ibunya
sedang sangat kesakitan. Ketika anda berpikir untuk melepaskan gendongan tuan,
ibunya nyaris saja tidak tertolong”
“seluruh
anggota keluarganya menangis. saat itu, anda mengucapkan ‘Namuamidabutsu’
sebayak tiga kali. Setelah itu, akhirnya bayi itu bisa dilahirkan. Sekarang
bayi dan ibunya sangat sehat.” Kata Dewi itu.
“anda
telah menolong ibu itu. Tuan Umezu, terimakasih banyak, semua ini berkat anda.”
“sebgai hadiahnya, aku akan memberimu kekuatan
yang lebih dari orang lain. dan bukan hanya kamu saja, tapi seluruh keturunanmu
akan sekuat dirimu”
Setelah
mengatakan hal itu, Dewi itu menghilang. Kemudian Umezu dengan rasa tidak
percaya berjalan kembali ke atas bukit menuju istana.
................................................
Keesokan
harinya saat Umezu hendak sarapan, ketika ia memegang mangkuk, mangkuk itu
langsung pecah. Seperti yang dijanjikan oleh dewa itu, Umezu benar-benar
menjadi kuat. Umezu mampu mengangkat batu yang sangat besar dan berat, membelah
batu dan memindahkan rumah.
Ini
adalah cerita Si Kuat Umezu. Semua keturunan Umezu chube semuanya kuat berkat
ketulusan jiwa samurai Umezu Chuube.
Sumber: “Kaidan”
(juuyon no fushigina hanashi wo atsumeta hon) oleh Koizumi Yakumo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar